Rabu, 13 Agustus 2014

Sepuluh Kesalahan waktu Mendidik Anak

Putra termasuk amanah tuk kedua masyarakat tuanya. Untuk, anda bagai masyarakat tua bertanggung jawab dengan amanah itu. Tak minim kekeliruan selanjutnya kelalaian yang membimbing putra sudah sebagai perwujudan dimana nyata. Sungguh termasuk malapetaka banyak; selanjutnya termasuk menghianati amanah Kristus. Adapun dalam rumah, termasuk sekolah mulailah tuk putra. Kumpulan dalam sebagian dalam rumah tersebut maka akan membentuk suatu bangunan rakyat. Teruntuk adalah putra, sebelum memperoleh pendidikan dalam sekolah selanjutnya rakyat, ia maka akan memperoleh pendidikan dalam dalam rumah selanjutnya keluarganya. Ia termasuk modele kedua masyarakat tuanya yang berinteraksi sosial. Jadi, disinilah peran selanjutnya tanggung jawab masyarakat tua, dituntut tuk tak lengah yang membimbing anak-anak.


BENCANA LENGAH YANG MENGARAHKAN BOCAH

Masyarakat tua mengantongi hak dimana wajib dilaksanakan dengan anak-anaknya. Demikian jua putra, jua memiliki hak dimana wajib dipikul dengan kedua masyarakat tuanya. Disamping Kristus memerintahkan anda tuk berbakti untuk kedua masyarakat tua. Kristus jua memerintahkan anda tuk berbuat bener (ihsan) untuk anak-anak beserta bersungguh-sungguh yang mendidiknya. Demikian itu termasuk bagian dalam menunaikan amanah Kristus. Kebalikannya, melalaikan hak-hak mereka termasuk perbuatan khianat dengan amanah Kristus. Berlebih nash-nash syar’i dimana mengisyaratkannya. Kristus berfirman.

“Artinya: Sebenarnya Kristus menyuruh anda menyampaikan amanah untuk dimana mempunyai hak menerimanya” [An-Nisa: 58]

“Artinya: Hai orang-orang dimana beriman, janganlah anda mengkhianati Kristus selanjutnya Rasul (Muhamamd) selanjutnya (juga) janganlah anda mengkhianati amanat-amanat dimana dipercayakan kepadamu, tengah anda mengetahui” [Al-Anfal: 27]

Nabi Shallallahu ‘alaihi california sallam bersabda.

“Artinya: Tiap kalian termasuk pemimpin selanjutnya maka akan diminta pertanggung respon dengan dimana dipimpin. Untuk, adalah imam termasuk pemimpin selanjutnya bertanggung jawab dengan dimana dipimpinnya. Adalah suami termasuk pemimpin tuk keluarganya selanjutnya bertanggung jawab dengan dimana dipimpinnya” [Hadits Riwayat Al-Bukhari]

“Artinya: Barangsiapa diberi amanah dengan Kristus tuk memimpin setelah itu ia mati (sedangkan pada) hari kematiannya yang situasi mengkhianati amanahnya tersebut, niscaya Kristus mengharamkan sorga bagianya” [Hadits Riwayat Al-Bukhari]


1 KEKELIRUAN YANG MEDIDIK BOCAH


Kendatipun besar masyarakat tua dimana mengenal, yakni membimbing putra termasuk tanggung jawab dimana banyak, meskipun tena besar masyarakat tua dimana lengah selanjutnya menganggap remeh perkara itu. Hingga mengabaikan perkara pendidikan putra itu, sepersenpun tak menaruh minat dengan pengembangan anak-anaknya.


Anyar akhirnya, saat anak-anak berbuat durhaka, melawan masyarakat tua, maupun menyimpang dalam ketentuan agama selanjutnya tatanan sosial, besar masyarakat tua memulai kebakaran jenggot maupun bahkan menyalahkan anaknya. Tragisnya, besar dimana tak tahu, yakni sesungguhnya masyarakat tuanyalah dimana sebagai penyebab primer munculnya sikap durhaka tersebut.

Teledor maupun salah yang membimbing putra tersebut beraneka ragam tipenya; dimana minus anda sadar memberikan andil munculnya sikap durhaka untuk masyarakat tua, ataupun kenakalan remaja.

Beserta itu 1 gaya kekeliruan dimana hampir sering dilakuin dengan masyarakat tua yang membimbing anak-anaknya.

[1]. Menumbuhkan A?ara Takut Da Minder Kepada Putra

Kadang, saat putra menangis, anda menakut-nakuti mereka untuk stop menangis. Anda takuti mereka oleh gambaran hantu, jin, suara angin selanjutnya lain-lain. Dampaknya, putra maka akan berkembang sebagai adalah penakut: Takut di bayangannya sendiri, takut di sesuatu dimana sesungguhnya tak wajib ditakuti. Contohnya takut ke kamar mandi sendiri, takut tidur sendiri disebabkan seringnya mengenal cerita-cerita akan hantu, jin selanjutnya lain-lain.

Da dimana amat parah minus disadari, anda sudah menanamkan krislas takut untuk dirinya sendiri. / seperti, anda gelisah saat mereka jatuh selanjutnya hadir darah dalam wajahnya, tangan maupun lututnya. Padahal semestinya, anda bersikap anteng selanjutnya menampakkan senyuman menempuh ketakutan putra ini. Bukannya bahkan menakut-nakutinya, menampar wajahnya, maupun memarahinya beserta membesar-besarkan perkara. Menyebabkan, anak-anak makin kerpl??a tangisnya, selanjutnya maka akan terbiasa sebagai takut bilamana menengok darah maupun merasakan sakit.


[2]. Mendidiknya Pantas Sombong, Panjang Lidah, Congkak Bersama Masyarakat Yang lain. Da Ini Dianggap Menjadi Sikap Pemberani.

Kekeliruan itu termasuk kebalikan level mulailah. Dalam bener merupakan bersikap tengah-tengah, tak berlebihan selanjutnya tak dikurang-kurangi. Berani tak patut oleh bersikap sombong maupun congkak untuk masyarakat lainnya. Meskipun, sikap berani dimana kesalahan dalam mendidik anak selaras tempatnya selanjutnya krislas takut bilamana sungguh sesuatu tersebut patut ditakuti. Contohnya: takut berbohong, disebabkan ia paham, apabila Kristus tak hobi untuk putra dimana hobi berbohong, maupun krislas takut untuk binatang buas dimana membahayakan. Anda didik putra anda tuk berani selanjutnya tak takut yang mengamalkan kebenaran.


[3]. Membiasakan Anak-Anak Hidup Berfoya-foya, Bermewah-mewah Da Sombong.

Akan kerutinan itu, sang putra mampu berkembang sebagai putra dimana hobi kemewahan, hobi bersenang-senang. Sekedar mementingkan dirinya sendiri, tak peduli dengan situasi masyarakat lainnya. Melatih putra misalnya itu meraih merusak fitrah, membunuh sikap istiqomah yang bersikap zuhud dalam kehidupan, membinasakah muru’ah (harga diri) selanjutnya kebenaran.


[4]. Tetap Menyempurnakan Permintaan Putra

Sebagian masyarakat tua hadir dimana tetap memberikan semua dimana diinginkan anaknya, minus memikirkan bener selanjutnya buruknya tuk putra. Padahal, tak semua dimana diinginkan anaknya tersebut berguna maupun seperti oleh umur selanjutnya kebutuhannya. Contohnya même si putra minta foule anyar dimana tengah phenomena, padahal anyar sebulan dimana setelah itu masyarakat tua membelikannya foule anyar. Keadaan itu doang maka akan menghambur-hamburkan duit. Apabila putra terbiasa terpenuhi segenap permintaanya, oleh sebab itu mereka maka akan berkembang sebagai putra dimana tak peduli di gede duit selanjutnya beratnya memilih nafkah. Beserta mereka maka akan sebagai masyarakat dimana tak mampu membelanjakan uangnya oleh bener.


[5]. Tetap Menyempurnakan Permintaan Putra

Sewaktu Menangis, Terutama Putra Dalam Tena Mini.
Hampir sering timbul, putra anda dimana tena minim minta sesuatu. Bilamana anda menolaknya disebabkan salahsatu pertimbangan, ia maka akan memaksa maupun mengeluarkan senjatanya, diantaranya menangis. Kesudahannya, masyarakat tua maka akan \ menyempurnakan permintaannya disebabkan kasihan maupun untuk putra \ stop menangis. Keadaan itu meraih membuat sang putra sebagai lemah, cengeng selanjutnya tak punya jati sendiri.


[6]. Terlampau Ker? Da Kaku Yang Berhadapan Mereka, Melebihi Batasan Kewajaran.

Contohnya oleh memukul mereka maka memar, memarahinya oleh bentakan selanjutnya cacian, atau oleh cara-cara kerpl??a yang lain. Tersebut kadang timbul saat sang putra terencana berbuat salah. Padahal ia (mungkin) anyar sangat melaksanakannya.


[7]. Terlampau Pelit Kepada Anak-Anak, Melebihi Batasan Kewajaran

Datang jua masyarakat tua dimana terlampau pelit untuk anak-anaknya, maka anak-anaknya merasakan sedikit terpenuhi kebutuhannya. Kepada kesudahannya mendorong anak-anak tersebut tuk memilih duit sendiri oleh bebagai tips. Contohnya: oleh mencuri, meminta-minta di masyarakat lainnya, maupun via lainnya. Dalam bertambah parah juga, hadir masyarakat tua dimana tega menitipkan anaknya ke panti asuhan tuk mengurangi beban dirinya. Malahan, hadir jua dimana tega menjual anaknya, disebabkan merasakan tak bisa membiayai hidup. Naa’udzubillah mindzalik


[8]. Tak Mengasihi Da Menyayangi Mereka, Hingga Menulis Mereka Memilih Kasih Sayang Diluar Griya Sehingga Mendapatkan Dalam Dicarinya.

Perwujudan demikian itu besar timbul. Suah membuat anak-anak terbawa ke yang pergaulan bebas -waiyadzubillah-. Adalah putra perempuan seperti, disebabkan tak meraup minat dalam keluarganya ia memilih minat dalam laki-laki dalam luar lingkungan keluarganya. Rato merasakan gembira memperoleh minat dalam laki-laki tersebut, disebabkan hampir sering memujinya, merayu selanjutnya lainnya. Sehingga ia rela menyerahkan kehormatannya guna filme semu.


[9]. Sekedar Memperhatikan Keperluan Jasmaninya Tertentu.

Berlebih masyarakat tua dimana mengira, yakni mereka sudah mengasihkan dimana terbagus tuk anak-anaknya. Berlebih masyarakat tua merasakan sudah mengasihkan pendidikan dimana bener, makanan selanjutnya minuman dimana bergizi, pakaian dimana baik selanjutnya sekolah dimana berbobot. Sementara tersebut, tak hadir upaya tuk membimbing anak-anaknya untuk beragama lewat bener beserta berakhlak mulia. Masyarakat tua abaikan, yakni putra tak sangat doang diberi materi aja. Anak-anak jua menginginkan minat selanjutnya kasih sayang. Bilamana kasih sayang tak dalam diperoleh dirumahnya, oleh sebab itu ia maka akan mencarinya dalam masyarakat lainnya.


[10]. Terlampau Berprasangka Teliti Untuk Anak-Anaknya

Datang sebagian masyarakat tua dimana tetap berprasangka bener untuk anak-anaknya. Menyangka, bilamana anak-anaknya baik-baik aja selanjutnya merasakan tak wajib hadir dimana dikhawatirkan, tak akan mengecek situasi anak-anaknya, tak mengetahui saudara dekat anaknya, maupun berkaitan aja aktifitasnya. Amet percaya untuk anak-anaknya. Sewaktu tiba-tiba, mendapati anaknya terkena musibah maupun gejala menyimpang, seperti terkena narkoba, barulah masyarakat tua tersentak kaget. Bergerak menutup-nutupinya beserta \ memaafkannya. Kesudahannya dimana tersisa hanyalan penyesalan gak menguntungkan.

Demikianlah 1 kekeliruan dimana hampir sering dilakuin masyarakat tua. Dalam bisa jadi anda jua tak menyadari bilamana sudah melaksanakannya. Yang tersebut, marilah bergerak tuk tetap menerus memilih ilmu, terutama berhubungan oleh pendidikan putra, untuk anda terlepas dalam kesalahan-kesalahan yang membimbing putra, dimana mampu sebagai lethal menyebabkan tuk vulgo hadapan mereka. Anda tetap berdo’a, mudah-mudahan anak-anak anda berkembang sebagai keturunan shalih selanjutnya shalihah beserta berakhlak mulia.
Wallahu a’lam bishshawab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar