Sabtu, 09 Agustus 2014

Belajar Dari Narasi Nabi Ibrahim

Ringkasan cerita Nabi Ibrahim, menceritakan sedikit ringkasan nabi besar Ibrahim a. s yang mulia. Terlahir dengan nama komplit Ibrahim bin Tarikh bin Nahur bin Sarygh bin Raghu bin Faligh bin Abir bin Syalih bin Arfakhsyadz bin Saam bin Nuh ‘alaihissalam, Nabi Ibrahim, lahir pada tanggal 14 Rajab yang disebut bln ke-7 dari kalender lunar Islam.
Dia terlahir di suatu rumah penyembah berhala di Babilonia serta ayahnya yaitu pematung beberapa ratus berhala. Bapak Nabi Ibrahim a. s sangatlah populer bakal ketrampilannya memahat patung, dari ayahnya itu banyak pemuka agama, petinggi, serta orang-orang umum waktu itu pesan patung berhala kepadanya. Tingkat ketrampilan serta kecakapannya dalam membuahkan karya tak diragukan lagi. Saat itu patung-patung itu jadikan untuk sesembahan untuk meminta semua suatu hal keinginan orang-orang.
Dalam ringkasan cerita Nabi Ibrahim ini, dikisahkan perihal bagaimana Nabi Ibrahim walaupun telah mempunyai rasa keimanan yang sangatlah kuat mulai sejak kecil, hingga beliau tak hanya yakin demikian saja pada pengucapan ayahnya. Lantaran keimanan yang sudah ditanamkan Allah pada Nabi Ibrahim mulai sejak masih beliau sangatlah muda, tidak percaya beliau dalam penyembahan berhala demikian menghujam dalam sanubari beliau. Beliau tak dapat mengolah kenyataan bahwasanya berhala tidak bernyawa serta tidak berdaya itu dapat banyak menolong orang-orang jahiliyah bakal terkabulnya doa.
Dalam kesunyian pencarian jiwa Illahiyahnya, beliau semakin banyak menggunakan saat untuk berdiam diri (berkholwat) di gunung. Disanalah beliau kerap merenungkan siapakah yang dapat jadi Tuhan atas semua dunia seisinya. Satu hari beliau mendengar Allah memanggil namanya serta mulai sejak waktu itu ia membawa kepercayaan bahwasanya Allah yaitu hanya satu Tuhan.
Sesudah terima wahyu atau mungkin seruan dari Allah untuk pertama kalinya, beliau pada akhirnya kembali ke desa, beliau menyampaikan pada ayahnya perihal semua momen serta kekhasan Allah, tetapi sang bapak terus tak yakin. Tersebut dakwah pertama yang dikerjakan oleh Nabi Ibrahim a. s yakni pada ayahnya.
Sesungguhnya sang bapak yaitu penyembah berhala. Serta Nabi Ibrahim a. s yaitu orang yang paling tulus untuk menasihati ayahnya. Seperti yang difirmankan Allah Subhanahu wa ta’ala di bawah ini " : “Ceritakanlah (hai Muhammad), cerita Ibrahim didalam Al Kitab (Al Quran) ini. Sebenarnya ia yaitu seseorang yang sangatlah membetulkan lagi seseorang nabi. "
Ingatlah saat ia berkata pada ayahnya, " Wahai ayahku, kenapa engkau menyembah suatu hal yg tidak mendengar, tak lihat, serta tidak bisa menolongmu sedikitpun? Wahai ayahku, sebenarnya sudah datang kepadaku beberapa ilmu dan pengetahuan yg tidak dating kepadamu, maka ikutilah saya, pasti saya bakal tunjukkan kepadamu jalan yang lurus. Wahai ayahku, jangan sampai engkau menyembah syaitan. Sebenarnya syaitan itu durhaka pada Tuhan yang Maha pemurah. Wahai ayahku, sebenarnya saya cemas bahwasanya engkau bakal ditimpa azab dari Tuhan yang Maha Pemurah, maka engkau jadi kawan untuk syaitan. "
Ayahnya berkata, " Bencikah anda pada tuhan-tuhanku, hai Ibrahim? Bila anda tak berhenti, pasti anda bakal kurajam serta tinggalkanlah saya untuk saat yang lama. " Ibrahim berkata, " Mudah-mudahan keselamatan dilimpahkan kepadamu. Saya bakal memintakan ampun untukmu pada tuhanku. Sebenarnya Dia sangatlah baik kepadaku. Serta saya bakal menghindari diri darimudan apa yang anda seru tak hanya Allah serta saya bakal berdoa pada Tuhanku, semoga saya akan tidak kecewa dengan berdoa pada Tuhanku. " (QS Maryam 41 – 48)
Oleh karenanya, Nabi Ibrahim a. s pada akhirnya mengambil keputusan untuk menebarkan pesan Allah di desanya, sayangnya tak ada yang yakin dengan cara baik-baik. Orang-orang desa sangatlah keras kepala. Beliau mau tunjukkan bahwasanya yang mereka sembah sampai kini bukan hanya tuhan, tetapi cuma berhala, serta berhala-berhala itu hanya ciptaan manusia. Nabi Ibrahim a. s lalu pergi ke kuil tempat berhala ada lantas menghancurkan semua berhala itu.
Saat beberapa orang musyrik datang dari melancong serta mereka tahu hal itu, mereka mencurigai Nabi Ibrahim a. s. Raja Babiloni memerintahkan untuk membakar Nabi Ibrahim hidup-hidup. Tetapi kehendak Allah tak sekian, Malaikat Jibril diutus untuk menolong Nabi Ibrahim a. s keluar dari api tanpa ada terbakar sedikitpun.
Tahu bahwasanya tak ada satupun orang yang yakin pada beliau, pada akhirnya Nabi Ibrahim a. s meninggalkan Babilonia untuk mengemukakan wahyu Allah ke negeri lain semacam Suriah serta Palestina. Dalam perjalanannya, beliau menikah dengan seseorang beriman bernama Sarah, dengan harapan diberkati keturunan, yang sesudah kematiannya selalu menebarkan Islam
Tetapi, Sarah mengerti bahwasanya ia nyatanya mandul saat sesudah bertahun-tahun menikah, tak kunjung hamil. Hingga Sarah makin pikirkan perihal hasrat Nabi Ibrahim a. s bakal ada keturunan, dia merekomendasikan Nabi Ibrahim a. s untuk menikah lagi dengan Hajar, seseorang hamba (sekarang ini umum dimaksud dengan pembantu rumah tangga) mereka. Sesudah menikah dengan Hajar, nyatanya beliau dikaruniai seseorang keturunan bernama Ismail, untuk putra Nabi Ibrahim a. s yang sangatlah beliau cintai.
Satu hari, Nabi Ibrahim a. s punya mimpi bahwasanya Allah sudah meminta beliau supaya mengungsikan Ismail berbarengan ibunya ke padang pasir di Mekah. Tanpa ada ragu-ragu, Nabi Ibrahim a. s pergi, serta meninggalkan mereka disana, lantaran beliau memikirkan bahwasanya pengorbanan ini untuk kehendak Allah
Sesudah meniti perjalanan sepanjang berminggu-minggu, pada akhirnya Nabi Ibrahim a. s beserta istri serta anaknya hingga di satu lembah tandus. Ismail kecil serta ibunya juga ditinggalkan di lembah itu. Sebagian lama lalu, lembah tandus itu jadi daerah subur yang makmur bernama Makkah. Sekarang ini, lembah yang dahulu sunyi sudah jadi satu kota yang ramai dikunjungi umat Islam dari semua dunia.
Disana, sendirian sambil menyusui Ismail, Hajar mesti bertahan hidup sendiri tanpa ada pertolongan siapa saja tetapi dia yakin bahwasanya ada Allah yang senantiasa melindunginya. Sayangnya, persediaan air sudah habis serta Hajar demikian haus, hingga dia jalan dari Bukit Marwa hingga ke Bukit Safa hingga tujuh kali dalam usahanya melakukan pencarian air.
Selanjutnya, ia terasa capek serta kembali ke Al-Marwa, ia juga terperanjat saat dengan cara mendadak sosok Malaikat Jibril datang serta menggali tanah hingga air mengalir, pada akhirnya Hajar bisa minum sepuasnya berbarengan putra tercintanya. Air itu yaitu air suci Zamzam. Disinilah cikal akan yang pada akhirnya Makkah jadi daerah yang subur serta makmur.
Bertahun-tahun lalu, Nabi Ibrahim a. s datang untuk berkunjung ke anaknya yang sangatlah dirindukan, beliau menyesal serta belajar bakal ketangguhan iman seseorang Siti Hajar. Lalu disuatu hari, Allah mau menguji iman Nabi Ibrahim a. s, Allah memerintahkan untuk mengorbankan Ismail. Allah mau lihat apakah Nabi Ibrahim a. s lebih menyukai putranya dari pada yang Maha Kuasa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar